Monday, 6 January 2014

Pengembangan Produk Warung Makan



Pengembangan produk warung makan merupakan bagian dari kegiatan untuk menciptakan hubungan antara konsumen dan produk berdasarkan karakteristik dari produk warung makan, dan pengembangan produk atau kreasi menu sebuah warung makan sebaiknya dimulai atau diakhiri terutama dilakukan berdasarkan keinginan konsumen warung makan tersebut. Oleh karena itu, kreasi menu sebaiknya tidak dilakukan berdasarkan pada usaha untuk meniru atau menduplikasi produk (menu) pesaing atau berdasarkan pada pendapat dari staf/manajemen warung makan. Oleh karena itu, pelanggan adalah sumber utama atau informan terbaik bagi pengembangan produk (kreasi menu) warung makan. Hal kedua yang perlu ditekankan dalam pengembangan produk warung makan adalah pentingnya diferensiasi produk dan pelayanan warung makan untuk mengurangi dampak negatif persaingan antar usaha warung makan pada suatu kawasan. Terdapat tiga pihak yang harus terlibat dalam penyusunan atau kreasi menu baru, yaitu dimulai dari (keinginan) konsumen sebagai pihak pertama, kepala juru masak (chef) sebagai pihak kedua, dan manajemen warung makan sebagai pihak ketiga.

Pada dasarnya pengembangan produk adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan berencana untuk memperbaiki produk yang sedang berjalan atau menambah jenis yang sudah ada.
Menurut Kotler (2002:3) produk memiliki pengertian yang luas yaitu segala sesuatu yang ditawarkan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsikan sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan termasuk didalamnya adalah fisik, jasa, orang, tempat, organisasi serta gagasan.
Tujuan pengembangan produk pada usaha warung makan adalah:
  1. untuk memenuhi keinginan konsumen yang belum puas,
  2. untuk menambah omzet penjualan,
  3. untuk memenangkan persaingan,
  4. untuk mendayagunakan sumber-sumber produksi,
  5. untuk meningkatkan keuntungan dengan pemakaian bahan yang sama,
  6. untuk mendayagunakan sisa-sisa bahan,
  7. untuk mencegah kebosanan konsumen,
  8. untuk menyederhanakan tampilan produk, misal dengan menggunakan pembungkus / packaging.
Sedangkan fokus utama pada Pengembangan makanan terutama pada : Adaptasi pengolahan makanan, Peningkatan kualitas makanan, dan Peningkatan kualitas makanan.
Adaptasi pengolahan makanan
Sejarah perkembangan pengolahan makanan dimulai sejak zaman abad sebelum masehi, yang mulai mengolah makanan dengan menerapkan panas dengan cara yang sederhana. Perkembangan teknik pengolahan dan penyajian makanan menimbulkan adanya aliran – aliran dalam gastronomi. Misalnya classical cooking, nouvele cuisine, fusion food, courtesy food, sampai yang dinamakan moleculer gastronomie
Dalam pengolahan makanan tradisional, cara pengolahan/memasak dan alat-alat memasak atau teknologi merupakan dua aspek yang perlu diperhatikan. Terkait dengan pengolahan/cara memasak tidak bisa lepas dari faktor sumber daya manusianya. Mereka dituntut profesional dalam mengadaptasikan seni kuliner
Adaptasi penyajian makanan
Sebagai penambah pengetahuan kita, ada beberapa jenis penghidangan makanan yang biasa dijumpai di restoran / warung makan, yaitu:
  • American service, yakni cara pelayanan makanan yang paling sederhana di mana makanan sudah disiapkan di atas piring tamu oleh juru masak (cook) dan disajikan di hadapan tamu, makanan dan minuman disajikan dari sébelah kanan tamu, dan peralatan kotor diangkat dari sébelah kanan tamu searah jarum jam. American Service digunakan untuk menyajikan makanan kepada tamu yang mebutuhkan pelayanan cepat pada restoran/warung makan yang tidak formal dan membutuhkan prosedur penyajian makanan yang sederhana.
  • French service, disebut juga ”service a’la ritz” yaitu penyajian makanan menggunakan kereta dorong (gueridong) yang berfungsi sebagai tempat untuk memasak dan memporsikan makanan di atas piring tamu kemudian disajikan di atas meja tamu. Proses ini dilakukan di hadapan tamu di atas gueridon. Dalam penghidangan makanan ini ada petugas yaitu chef de rang yang bertugas meracik, memasak, dan mengatur makanan di tas piring tamu, serta Commis de Rang yang bertugas menghidangkan makanan kehadapan tamu dari sébelah kanan tamu searah jarum jam.
  • English service, pelayanan ini dilakukan untuk Dinner yang bertempat di ruangan khusus (private room), makanan diatur di atas pinggan (platter) kemudian dibawa dari dapur dan diletakan di atas meja tamu bersama, pramusaji selalu siap sedia apabila diminta untuk menyajikan makanan kepada tamu yang dihormati oleh tuan rumah (host) atau kepada tamu yang lain.
  • Russian Service, disebut juga dengan platter service yaitu suatu pelayanan makanan yang sudah dimasak, diporsikan di dapur, serta diberikan hiasan di dapur di atas platter. Makanan tersebut kemudian dibawa kehadapan tamu dan dipresentasikan, setelah itu diporsikan di atas piring yang sudah diletakkan di hadapan tamu terlebih dahulu dengan menggunakan sendok dan garpu (Clam) dari sébelah kiri tamu berlawanan dengan arah jarum jam.
  • Banquet service adalah penyajian makanan untuk tamu dalam jumlah banyak yang biasanya terdapat pada acara-acara khusus. Para pramusaji biasanya mengatur meja dengan American setting yang juga dengan menú yang akan disajikan.
  • Family Service adalah modifikasi dari American service, semua yang dibutuhkan seperti alat memasak, dan memporsi makanan sudah dilakukan di dapur. Makanan ditempatkan di atas piring saji, dan diberi hiasan (garnish) kemudian diletakan di tengah– tengah meja tamu. Tamu dapat mengambil makanan memporsi makanan sendiri sesuai dengan dengan keinginannya. Makanan bisa diisi lagi oleh pramusasji apa bila tamu menginginkannya.
  • Buffet service adalah pelayanan makanan dimana peralatan dan makanan sudah disiapkan di atas meja buffet (buffet table) dalam jumlah banyak. Tamu dipersilahkan mengambil makanan sendiri yang diinginkan, tugas pramusaji hanya menyajikan makanan dan minuman ataupun jenis makanan yang sengaja tidak disediakan di atas meja buffet, dan mengangkat peralatan kotor dari meja tamu. Dan
  • Risjttafel service merupakan penyajian makanan yang telah diadaptasi dari penyajian tradisional menjadi ala Belanda. Penyajian ini sering digunakan ketika melayani kolonial Belanda ketika masih berkuasa di Indonesia. Sampai sekarang penyajian seperti ini masih diterapkan tidak saja untuk melayani orang/wisatawan Belanda, namun juga untuk wisatawan yang menyukai masakan Indonesia. Makanan disiapkan diatas meja, dimana nasi merupakan makanan utama diporsikan oleh pramusaji dan juga lauk pauknya disajikan diatas piring tamu dengan menggunakan peralatan khusus.
Dari poin 'Adaptasi Penyajian Makanan' ini yang hendak saya tekankan adalah seberapa pun besar atau kecil nya skala usaha warung makan anda maka saat penyajian makanan untuk pelanggan anda sebaiknya itu dilakukan dengan cara yang baik, sopan, dan dikerjakan dengan penuh "respect" terhadap pelanggan warung makan anda ya . . (ingat selalu bahwa pelayanan prima terhadap pelanggan adalah salah satu kunci sukses berusaha di bisnis warung makan ini).
Peningkatan kualitas makanan
Kualitas makanan adalah mutu dari makanan itu sendiri. Kualitas makanan sangat dipengaruhi oleh penampilan, rasa, aroma, tekstur, suhu pada saat dihidangkan, warna makanan, dan karakter makanan. Kualitas makanan sangat mempengaruhi kepuasan dari pada tamu yang menikmati makanan yang disajikan.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian terungkap bahwa mutu atau kualitas makanan dipengaruhi oleh:
  1. Presentation yaitu penampilan makanan yang menarik akan membangkitkan selera makan sehingga akan timbul keinginan untuk menikmatinya. Misalnya penataan dan kombinasi warna yang tepat dan penyajian yang sesuai.
  2. Taste and flavor yaitu aroma makanan yang sedap menimbulkan keinginan untuk merasakan makanan tersebut. Rasa dan aroma makanan yang dihidangkan harus sesuai dengan bahan utama, bumbu maupun saus yang digunakan dalam pengolahan.
  3. Texture makanan yang baik adalah sesuai dengan jenis makanan tersebut. Metode memasak maupun bahan makanan yang tepat dapat mempengaruhi tekstur.
  4. Temperature yaitu menyajikan makanan harus sesuai dengan suhu dari jenis makanan tersebut misalnya makanan panas dihidangkan panas atau makanan dingin dihidangkan dingin.
  5. Color of Food yaitu warna makanan yang menarik adalah segar dan alami akan menimbulkan selera makan dibandingkan dengan makanan gosong atau berwarna pucat.
  6. Character of Food adalah untuk membedakan jenis makanan yang satu dengan yang lain maka setiap makanan memiliki karakter atau ciri khas tersendiri, seperti rasa, aroma makanan tersebut, hiasan, saus, maupun tekstur makanan tersebut.
Jadi, agar dapat memenangkan bersaingan merebut pelanggannya di usaha warung makan ini maka pengelola usaha warung makan harus selalu memperhatikan kualitas yang berkaitan dengan aspek makanan secara keseluruhan baik dari segi penampilan, rasa dan aroma, tekstur, suhu pada saat penghidangan, warna makanan, dan karakter makanan, serta dari segi kebersihan dan kesehatan.
Dengan diterimanya proses pengembangan produk atau produk baru oleh konsumen, maka pengelola usaha warung makan akan mendapatkan dua macam sumbangan keuntungan yaitu dengan meningkatnya laba karena meningkatnya hasil penjualan (laba perusahaan akan meningkat) dan pengelola usaha akan lebih efektif ketika akan melaksanakan proses pengembangan produk selanjutnya, sehingga pengembangan produk merupakan faktor penting yang akan dapat menentukan hasil penjualan usaha warung makan anda.
Semoga bermanfaat
.. 
Dikutip dari pengusahamuslim.com oleh Amriwansyah Kumara

0 comments :

Post a Comment